SELAMAT DATANG DI BLOG "ATPUSI" (ASOSIASI TENEGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH INDONESIA) KABUPATEN GORONTALO

Kamis, 24 November 2011

MANIFESTO UNESCO TENTANG PERPUSTAKAAN

Berikut ini merupakan inti dari dikeluarkannya Manifesto UNESCO tahun 1972 dan 1994 tentang perpustakaan.
Badan Dunia melalui UNESCO mengeluarkan sebuah manifesto mengenai Perpustakaan Umum pada tahun 1972, yang menyatakan bahwa Perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama, antara lain :
1.Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.
2.Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
3.Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka yang berkesinambungan.
4.Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Dengan demikian Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film budaya dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
Sedangkan, pada tahun 1994 UNESCO mengeluarkan Manifesto tentang Perpustakaan Sekolah, berikut ini adalah tujuan utama dari manifesto tersebut:
1)Menciptakan dan menguatkan kebiasaan membaca sejak usia dini.
2)Mendukung pelaksanaan bagi pendidikan formal maupun bagi perorangan yang belajar mandiri.
3)Memberikan peluang bagi pengembangan kreativitas perorangan
4)Merangsang imajinasi serta kreativitas anak dan kaum muda.
5)Mempromosikan warisan budaya, penghargaan atas seni, penemuan ilmiah dan inovasi.
6)Menyediakan akses pada ekspresi budaya dan semua pertunjukan seni.
7)Membina dialog antar budaya dan mendukung keanekaragaman budaya
8)Membantu budaya lisan
9)Menjamin akses atas semua jenis informasi kemasyarakatan bagi semua warga.

Selasa, 25 Oktober 2011

PERPUSTAKAAN V INTERNET

perpustakaan vs internet
satu harapan – satu impian – satu cinta untuk perpustakaan
hayo…seandainya disuruh memilih, anda akan memilih mana hayo. perpustakaan ato internet! pasti semuanya akan dengan kompak memilih internet. ya ga? karena dengan internet kita akan bisa menengok perpustakaan. tapi sebaliknya, di perpustakaan kita tidak akan dapat menikmati internet. hahaha…setidaknya itu yang masih terjadi di negeri kita tercinta ini, indonesia.
yang menjadi pertanyaan saat ini adalah bisakah kemudian internet akan menggeser perpustakaan? bisa saja. karena ya itu tadi, karena internet akan lebih memberi kemudahan kepada kita daripada harus masuk ke perpustakaan yang pasti akan dihadapkan dengan debu dan bau yang ga sedap. apalagi dengan librariannya yang kusut-kusut dan sering cemberut daripada sikap menyapanya.dengan berinternet di rumah, di kantor atopun di warnet kita akan dimanjakan dengan infomasi yang mahaluas. dan lebih semangat dibanding kita harus pergi ke perpustakaan. dengan berinternet kita bisa menikmati informasi yang kadang tidak akan kita temukan di perpustakaan.perpustakaan, apa yang akan kau lakukan jika kompetitor kamu sudah berkembang sedemikian rupa? bahkan memanjakan pelanggannya? apakah yang akan kamu lakukan jika pelanggan u akan meninggalkan kamu? dan apakah yang bisa kamu lakukan jika kamu tidak lagi dikenal dan disayang pelanggan paling setiamu?

SUMBER http://perpustakaanku.wordpress.com

Senin, 24 Oktober 2011

Cara Menambah Dan Mendaftarkan Akun Email Baru Untuk Domain Pribadi

Tulisan ini saya buat karena begitu banyaknya pertanyaan dari guru saya dan teman-teman tentang email yang ada nama sekolah contoh ruwaidah.aliyu@sdn1tolotio.sch.id, kata mreka "Email gaul" he he he
Email pribadi adalah nama email dengan menggunakakan url domain sekolah dan tentunya ini akan merupakan hal yang baru dikembangkan oleh suatu lembaga, cara membuka adalah sebagai berikut:
1.Buka internet, klik Mozilla atau yang bias dipakai akses internet
2.Ketik di url : http://mail.sdn1tolotio.sch.id
3.Ketik username nama “ ruwaidah.aliyu ” (tidak pakai tanda petik)
4.Ketik password “ . . . . . . . . .“
5.Silahkan membuka dan mengirim email

Cara Menambah Dan Mendaftarkan Akun Email Baru Untuk Domain Pribadi – Salah satu hal yang seringkali membingungkan bagi para netter pemula seperti saya adalah ketika ingin menambahkan akun email untuk domain. Artikel ini adalah kelanjutan dari artikel saya sebelumnya tentang Cara Membuat Email Dengan Domain Sendiri Untuk artikel ini saya lanjutkan dengan cara menambahkan dan mendaftarkan akun email dengan domain sendiri. Mungkin maksud dari kata-kata saya susah di mengerti. Oleh karena itu saya ingin memberi contoh.
Misalanya, ketika anda anda akan membuat sebuah akun email di yahoo misalnya maka alamat URL yang anda buka adalah http://mail.yahoo.com.
Setelah alamat tersebut terbuka, maka akan disediakan tombol SIGN UP untuk membuat sebuah email baru.
Lalu bagaimana cara SIGN UP email untuk domain kita sendiri ?
Cara ini mungkin sedikit agak ribet karena ketika kita membuka URL untuk email domain kita dihalaman utama tidak terdapat menu untuk create new account atau sign up. Contoh, ketika saya membuka http://mail.sdn1tolotio.sch.id. maka yang muncul sebelum admin login seperti gambar berikut :

Kalau diperhatikan pada halaman diatas tidak terdapat menu untuk sign up atau create new account. Setelah login dengan user admin juga masih demikian. Tetap tidak terdapat menu sign up.

Lalu bagaiman cara untuk menambahkan akun email baru ?
Misalnya kita ingin membuat sebuah email dengan alamat facebook@tenriewa.com
Untuk cara yang saya gunakan adalah terlebih dahulu login dengan user admin yang telah kita buat pada saat setting email untuk domain kita.
Setelah login dengan user admin saya masuk ke URL ini https://www.google.com/a/cpanel/tenriewa.com/Dashboard
Pada saat link ini terbuka maka akan tampil halaman berikut :

Pada halaman ini telah terdapat menu untuk Create New Account dan beberap menu pengaturan lainnya.
Untuk mendaftarkan sebuah email baru silahkan klik create new account dan ikuti langkah selanjutnya.
Mudah-mudahan informasi ini bermamfaat.

Ruwaidah Aliyu

Jumat, 10 Juni 2011

Yang Namanya Pendidikan Harus Bayar (Tulisan Ini dimuat diharian Radar (7/6/2011)

ATPUSI : Yang namanya pendidikan bentuknya pendidikan gratis tetap saja bayar membutuhkan biaya, sehingga saya kurang sepakat untuk mengatakan istilah pendidikan gratis tetapi penddikan yang bermutu dan terjangkau”
Ketua Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah (ATPUSI) Kabupaten Gorontalo Ruwaidah Aliyu mengatakan sangat tidak cerdas orang yang mengatakan ada pendidikan gratis, walaupun ada biaya pendidikan tersebut disubsidi pemerintah. Ungkap ruwaidah yang juga kepala sekolah SDN 2 Isimu Selatan
“Apapun bentuknya pendidikan gratis tetap saja bayar membutuhkan biaya, sehingga saya kurang sepakat untuk mengatakan istilah pendidikan gratis tetapi penddikan yang bermutu dan terjangkau “ jelas Ruwaida lagi.
Sehubungan dengan polemik pendidikan gratis yang ramai dibicarakan saat ini, Ruwaidah selaku pengelola pendidikan merasa terpanggil sekaligus memberikan contoh kongkrit sistim pengelolaan pendidikan di Kabupaten Gorontalo dengan program pendidikan yang bermutu dan terjangkau khususnya sekolah yang dipimpinnya., Agar tidak terkesan sebagai koprol dan obyektifnya penyampaian saya ini maka saya mengutip kembali tulisan wartawan senior Bapak Indrawan dalam majalah Nasional Teachers Guide (24 oktober 2010). yang mengungkapkan kekagumannya tentang pengelolaan pendidikan di Gorontalo Pak Indrawan berita sekolah dengan topik “Orang Tua Terlibat Hasilnya Bagus Sekali” sehubungan dengan kunjungannya di salah satu SD di Kabupaten Gorontalo sebagaimana dalam situs http://teacherguideonline.blogspot.com/2010/10/orang-tua-terlibat-hasilnya-bagus-sekali.html.

Saat memasuki halaman sekolah SDN2 Isimu Selatan, rasa haru disambut ulur-ulur dan tarian adat oleh beberapa siswa pria berseragam sekolah. ”Sengaja kami latih mereka, karena anak-anak sudah banyak melupakan adat di Kecamatan Tibawa,” kata Abubakar Mootalu, tokoh adat setempat yang ketua forum kelas 6, didampingi Iskandar Ismail S.Ag, ketua Komite Sekolah yang juga orangtua murid.

Bukan hanya sebatas upaya penghargaan budaya setempat. Pihak orangtua melalui komite sekolah juga berbuat banyak, termasuk dalam hal fisik seperti mengecat sekolah, merehab perpustakaan, membuat meja baca, menghias taman, membuat bangunan tempat baca di taman, serta terlibat dalam pendampingan di kelas. Mereka rela bekerja, karena memahami dana pengecatan sudah digunakan untuk membeli buku dan CD pembelajaran. Sebuah transparansi pengelolaan sekolah yang berakibat tergeraknya orang tua untuk mendukung peningkatan dan kemajuan sekolah.

Dulunya sekolah ini kurang diminati masyarakat sekitar. Bagi sekolah sederhana yang berlokasi di pinggiran sawah dan jauh dari ramai kota, dukungan masyarakat berbagai pihak adalah segalanya. Adalah kejelian sang kepala sekolah, untuk menjalin networking dan menggali dukungan berbagai pihak.

Menurut kepala sekolah Ruwaidah Aliyu S.Pd., seluruh siswa, orangtua murid, dan para guru, kelihatan sangat antusias mendandani sekolah agar makin nyaman dan menyenangkan bagi proses belajar mengajar di sana. Ada meja baca di depan kelas, dengan buku-buku pinjaman dari Perpustakaan Daerah Gorontalo, yang selalu diperbaharui.
Karena keterbatasan dana, satu CPU komputer melayani 4 monitor, di mana keempat siswa bisa membuka program atau game edukatif. “Ini membiasakan literasi teknologi informasi pada mereka, sekaligus sebagai ‘rival’ dari rental komputer yang menyediakan game-game yang tidak edukatif bagi anak. Anak-anak gemar ke sini, bahkan buka sampai selepas jam belajar,” jelasnya.
Benar, sebagai sekolah binaan MGP-BE, SDN 2 Isimu Selatan telah berhasil menumbuhkan semangat pembelajaran yang maksimal, bahkan memanfaatkan IT.
Sekolah menjadi ramah pada anak, memanusiakan anak, serta kaya dengan keterikatan budaya setempat. Pembelajaran PAKEM mengubah mereka menjadi menghargai alam lingkungan dan budaya sendiri. Semua stakeholder sekolah tampak bersatu memberikan yang terbaik pada anak, meski pun kondisi keuangan sekolah terbatas.
Inilah potret perubahan yang amat nyata, dan patut kita renungkan bersama. Hendaknya ini dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah rakyat di Indonesia, yang kerap berjuang dengan kesendiriannya, yang sepi, mengayuh kemajuan tanpa gandeng tangan, dan nyaris putus asa.TG
Berikut ini email yang saya terima bulan November 2010.
“Terima kasih Ibu Ruwaidah Aliyu, atas kesempatan saya dapat berkunjung melihat dan meliput suasana pembelajaran yang hidup di sekolah yang Ibu pimpin, sebagaimana termuat dalam laporan ini.
Seyogyanya sekolah bermutu karena prosesnya yang bermutu, bukan lantaran infrastruktur atau kelengkapan sarana.
Potret sekolah SD Isimu Selatan yang sederhana, namun hidup dan penuh dengan kreatifitas belajar, seyogyanya dapat menjadi contoh bagi banyak sekolah lain di berbagai pelosok Indonesia “ Salam pendidikan! (Indrawan Miga)
Jadi sekali lagi ini bukan koprol tapi saya ingin hanya membagi informasi seperti apa yang terjadi di Kabupaten Gorontalo saat ini yang menjadi rujukan Bank Dunia bagi 50 Kab/Kota untuk beguru di Kab. Gorontalo. Dan apa yang kami buat di SDN 2 Isimu Selatan belum apa-apanya jika dibandingkan dengan sekolah lain tapi kami membangun Praktek Baik penyelenggaraan pendidikan dengan kebersamaan meraih pendidikan yang bekualitas.

Senin, 30 Mei 2011

LAPORAN Pelaksanaan Kegiatan Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah (ATPUSI) Kabupaten Gorontalo Tahun 2011

1. Pendahuluan 

Perpustakaan menempati posisi yang sangat penting dalam suatu kehidupan sekolah. Dari perpustakaanlah diharapkan akan muncul dukungan bagi kesuksesan teaching dan learning, serta penelitian. Namun kondisi perpustakaan di berbagai sekolah saat ini, masih belum sebagaimana yang diharapkan bahkan masih jauh. Disisi lain kebijakan baru pemerintah tentang Kurikulum berbasis Kompetensi, yang memberikan wewenang dan hak bagi setiap sekolah untuk mengembangkan. kurikulumnya masing-masing akan mendorong munculnya dinamika baru dalam teaching dan learning. kecendurungan baru ini akan menyebabkan siswa dan guru harus akrab dengan perpustakaan. Ke depan perpustakaan dituntut untuk mengembangkan kultur baru. Sehingga terlihat jelas bahwa kebutuhan sarana dan prasarana layanan secara teknis semakin meningkat dimasa mendatang. Dalam kaitan inilah pengembangan paradigma baru perpustakaan yang berbasis Aplikasi Teknologi Informasi, mendesak untuk segera dipersiapkan dan diterapkan dari sekarang, sebagai solusi alternatif., tapi juga merupakan bagian yang integral pembelajaran. Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah. Dengan membanjirnya informasi dalam skala global, perpustakaan sekolah diharapkan tidak hanya menyediakan buku bacaan saja namun juga perlu menyediakan sumber informasi lainnya, seperti bahan audio-visual dan multimedia, serta akses informasi ke internet. Akses ke internet ini diperlukan untuk menambah dan melengkapi pengetahuan anak dari sumber lain yang tidak dimiliki oleh perpustakaan di sekolah. Menyikapi hal ini pustakawan sekolah dan guru perlu mengajarkan kepada murid untuk dapat mengenali jenis informasi apa saja yang diperlukan dan menelusurinya melalui sumber informasi tersebut di atas. Untuk itu diperlukan program pengetahuan tentang literasi di sekolah dengan mengikuti program semacam itu murid diarahkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah melalui informasi yang diperolehnya. Kemampuan ini juga kelak akan bermanfaat di kemudian hari dalam meniti perjalanan kariernya. Sejalan dengan keinginan untuk mewujudkan sebuah perpustakaan sekolah sebagaimana disebutkan di atas, tentu harus ada kerja sama dan sinergi, termasuk apresiasi, terhadap perpustakaan di antara para pustakawan sekolah, guru, kepala sekolah serta komite sekolah. 

Dalam menjembatani upaya ini Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (ATPUSI) telah menyusun sebuah panduan untuk digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengembangan perpustakaan sekolah, termasuk di dalamnya lembaga pemerintah dan swasta, kementerian, perusahaan, LSM dan pemerhati pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pesatnya arus informasi yang menggiring kita ke dunia global, Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (ATPUSI) Kabupaten Gorontalo mendapat tantangan yang cukup berat untuk bisa berbicara di tingkat global. Oleh karena itu hendaknya senantiasa berusaha memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Tantangan yang menghadang hendaknya dapat diubah dan dijadikan peluang emas untuk meningkatkan prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tanggung jawab bagi pengembang perpustakaan yang amanah. 

 2. Dasar Pelaksanaan :
(1)Undang- undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan 
(2).Standar Nasional Indonesia Untuk Perpustakaan Sekolah 
(3).Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana/Prasarana Pendidikan untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA 
(4).Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Pengelola Perpustakaan Sekolah

 3.Tujuan 
Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia adalah wadah organisasi bagi para tenaga perpustakaan sekolah yang dibentuk untuk meningkatkan fungsi dan peran pustakawan sekolah dalam pengelolaan perpustakaan di sekolahnya mempunyai tujuan sebagai berikut :
a) Meningkatkan kemampuan pengelola perpustakaan sekolah
b) Meningkatkan diversifikasi layanan perpustakaan untuk mewujudkan perpustakaan sebagai tempat menarik bagi pemustaka
c) Mengevaluasi penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sekolah sehingga pada giliranya akan meningkatnya pembinaan dan pengembangan budaya baca. 

4. Program Pokok ATPUSI
1. Meningkatkan profesionalisme tenaga perpustakaan sekolah melalui program pendidikan dan pelatihan 
2. Mendorong terwujudnya jenjang karier tenaga perpustakaan sekolah sesuai/sepadan dengan kompetensi dan profesionalisme yang mereka miliki 
3. Membangun kerja sama guru dan pustakawan dalam proses pembelajaran yang berkualitas di sekolah 4. Memfasilitasi terwujudnya perpustakaan yang representatif di sekolah dengan meningkatkan koleksi, fasilitas dan mutu layanan 
5. Membentuk masyarakat sekolah yang berbasis pengetahuan (knowledge based school community) dan pribadi pembelajar sepanjang hayat (longlife leaner) 

5. Jenis Kegiatan yang telah dilaksanakan 

 ATPUSI NO JENIS KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN TEMPAT PELAKSANAAN PESERTA HASIL

Sosialisasi SNI dan ATPUSI - Pengolahan Bahan Pustaka - Otomasi Perpustakaan - Pengembangan Budaya Baca di Lingkungan Sekolah - Bedah Perpustakaan - Klasifikasi bahan pustaka - Katalogisasi dan  latihan Browsing Internet

WAKTU PELAKSANAAN TEMPAT PELAKSANAAN
1.) Tanggal 4 – 5 Maret 2011 SDN Bongomeme diikuti oleh Guru dan Tenaga Perpustakaan sekolah SD, SMP, SMA/SMK 2 di kec Bonomeme
2)  Tanggal 11 – 12 Maret 2011 SDN 1 Luhu Kec. Telaga Guru dan Tenaga Perpustakaan sekolah SD, SMP, SMA/SMK
3) Tanggal 25 – 26 Maret 2011 SDN 1 Sukamakmur Kec. Tolangohula Guru dan Tenaga Perpustakaan sekolah SD, SMP, SMA/SMK
4) Tanggal 1 – 2 April 2011 SDN 2 Tabongo Kec. Tabongo Guru dan Tenaga Perpustakaan sekolah SD, SMP, SMA/SMK
5)Tanggal 5 – 6 April 2011 SDN 2 Yosonegoro Kec. Limboto Barat Guru dan Tenaga Perpustakaan sekolah SD, SMP, SMA/SMK
6) Tanggal 8 – 9 April 2011 SDN 1 Ilotidea Kec. Tilango Guru dan Tenaga Perpustakaan sekolah SD, SMP, SMA/SMK
7) Tanggal 19 – 20 April 2011 SDN 1 Sidomulto Kec. Boliyohuto Guru dan Tenaga Perpustakaan sekolah SD, SMP, SMA/SMK
8) Tanggal 18 – 19 Mei 2011 SDN 1 Tolotio Kec. Tibawa Guru dan Tenaga Perpustakaan sekolah SD, SMP, SMA/SMK
9) Tanggal 24 – 25 Mei 2011 SDN Mootilango Guru dan Tenaga Perpustakaan sekolah SD, SMP, SMA/SMK

6. Kesimpulan 

Dalam laporan ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 
a. Kegiatan ini merupakan realisasi dari amanat undang-undang sebagaimana tertuang dalam dasar pelaksanaan kegiatan ini. 
b. Kegiatan ini dapat memperkecil perbedaan mutu antara sekolah yang kota dan didesa. 
c. Meningkatkan wawasan Guru, Siswa tentang IT dan Perpustakaan Digital. 
d. Adanya animo pengelola perpustakaan sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran e-learning dan perpustakaan sekolah menjadi perpustakaan digital. 


Sabtu, 07 Mei 2011

Pengelola Perpustakaan Perlu Manfaatkan Facebook

MALANG, KOMPAS.com — Perpustakaan di Indonesia masih minim memanfaatkan internet. Hal ini patut disayangkan, mengingat sebagian masyarakat Indonesia sudah sangat familier dengan penggunaan internet, terutama untuk jejaring sosial seperti Facebook ataupun Twitter.

Hal tersebut disampaikan oleh pustakawan profesional asal Amerika, Rebecca McDuff, dalam sebuah kuliah tamu yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (9/12/2009). Di hadapan 52 pengelola perpustakaan dari tingkat sekolah hingga perguruan tinggi, Rebecca mengingatkan bahwa komunikasi antara pustakawan dan pengguna perpustakaan seharusnya lebih intens karena tidak lagi dibatasi oleh jarak dan waktu.

Untuk itu, lanjutnya, pustakawan bisa memanfaatkan jejaring sosial atau webblog untuk melayani pencari buku atau sekadar berdiskusi. “Mereka bisa memanfaatkan Facebook atau Twitter sebagai media paling populer dan mudah digunakan selain SMS dan media chat lainnya,” ujar Rebecca.

Selain itu, staf Regional Information Resources Office Kedubes AS untuk Jakarta ini juga menyayangkan kondisi perpustakaan sekolah yang masih sering sepi. Salah satu penyebabnya, menurut Rebecca, adalah masih rendahnya budaya baca, ditambah lagi dengan proses pencarian literatur yang masih rumit.

Mengenai persoalan tersebut, Rebecca menyarankan penggunaan sistem Library 2.0 (library two-ow), yaitu sebuah peranti lunak yang merupakan konsep interactive digital library kampus.

“Keunggulan software ini, antara lain, mempermudah proses peminjaman buku oleh user. Perpustakaan akan lebih interaktif, sehingga akan memancing partisipan lebih banyak,” terang Rebecca. (AB)

Minggu, 06 Maret 2011

GOVERNMENT MOBILE PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2011

ATPUSI IKUT SERTA GM (GOVERNMENT MOBILE) Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (ATPUSI) Kab. Gorontalo ikut serta dalam GM dengan kegiatan “Temu Konsultasi Penguatan Peran Perpustakaan Sekolah” kegiatan ini diikuti oleh anggota ATPUSI disetiap Kecamatan dan di pusatkan disalah satu perpustakaan sekolah, Perpustakaan Sekolah ini juga dijadikan obyek sasaran pendapingan dengan kegiatan bedah administrasi, pengolahan koleksi, serta evaluasi program pengembangan minat baca dilingkungan sekolah. Dalam kegiatan ini kami didampingi oleh pustakawan daerah kab. Gorontalo sebagai konsulatan dalam hal pengembangan koleksi digital, otomasi perpustakaan, klasifikasi via elektronik (E-DDC) serta demo e-learning dengan fasilitas Mobil Pintar dan Mobil Perpustakaan Elekrtonik Keliling. Pokoknya seru deh, selajutkaan sedikit saya jelaskan: “APA ITU GM “ ? Government mobile adalah kegiatan pelayanan public kepada masyarakat yang diwujudkan melalui upaya mendekatkan bentuk dan operasional pelayanan hingga ke tahapan yang terjangkau oleh masyarakat pengguna dan pemanfaat layanan public. Kegiatan ini diwujudkan melalui pemindahan sementara aktivitas pelayanan public oleh pemerintah kabupaten melalui berbagai aktivitas dari setiap SKPD, ke tiap-tiap kecamatan secara bergiliran dalam jangka waktu tertentu. Government mobile dilaksanakan dengan maksud untuk mendekatkan proses pelayanan kepada masyarakat, sehingga proses pelayanan akan dapat dilaksanakan secara cepat, tepat dan memuskan. dengan tujuan mewujudkan kualitas pelayanan public yang mudah, murah, dan terjangkau oleh masyarakat terutama untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar masyarakat. Kegiatan government mobile dilaksanakan pada masing-masing kecamatan yang merupakan lokasi sementara pelaksanaan berbagai aktivitas pemerintah kabupaten baik SKPD, anggota DPRD, maupun unit kerja terkait dari instansi vertical maupun badan usaha milik Negara dan penyelenggara pelayanan public lainnya. Government mobile dilaksanakan selama 2 (dua) hari yang dimulai pada hari jum’at dan berakhir pada hari sabtu sesuai jadwal dari masing-masing kecamatan. Peserta Government Mobile yang berasal dari instansi terkait lainnya seperti jajaran Kepolisian, BUMN, dan kalangan dunia usaha bersifat partisipatif dan tidak diwajibkan serta disesuaikan dengan program kerja dan kesempatan yang tersedia dari masing-masing pihak. TERMASUK ATPUSI Semoga mencerdaskan . . . amin .

Minggu, 23 Januari 2011